Kamis, 29 Mei 2008

CERITA MYO (bag.7)


Berita Myo bertemu dengan Fajar sudah menyebar kemana-mana. Lebih cepat dari kecepatan cahaya. Itu yang Myo rasakan.

Myo pantas saja berpikir begitu, semua orang menatapnya penuh harap. Mereka kelihatan sangat penasaran.

Well, jangan salahkan mereka karena bersikap begitu. Ibu Myo bercerita terlalu heboh tentang Fajar. Ibunya bilang Fajar mirip sekali dengan Del Piero. Tepatnya Del Piero yang sedang berbelanja di supermarket.

Myo tidak terlalu mengerti sepak bola. Karena itu dia tidak tahu siapa itu Del Piero. Setengah mati hatinya ingin bertanya. Tapi belum apa-apa, orang sudah mengernyitkan dahi mereka. Myo jadi takut pertanyaannya mengganggu. Jadi dia diam saja. Pura-pura tahu.

Lagipula pertanyaan itu tidak terlalu penting. Yang Myo rasa di hatinya ada banyak kupu-kupu.

Pertemuan 10 menit bersama Fajar tiba-tiba saja menghapus semua kesedihannya. Air matanya menguap entah kemana.

Myo jarang-jarang bertemu dengan orang semempesona Fajar. Buktinya selama 23 tahun hidup di Bumi, dia baru satu kali berhadapan dengan mahluk seperti itu.
Apalagi mahluk super charming itu bilang kalau dia suka senyumnya.
Siapa yang bisa tidur setelah itu terjadi?

Rabu, 28 Mei 2008

Iklan dulu ya...

Iklan dulu yah... Aku lagi ngantuk banget. Kenapa ya? Pengen tidur terus ni... Terus gak konsen kerja pula.. Gimana ini? Miaw...

Selasa, 27 Mei 2008

CERITA MYO (bag.6)


BAB 2
THE PLAYA


Myo dalam keadaan rapuh. Dan satu-satunya yang dia butuhkan adalah pujian. Seseorang yang bisa meyakinkan dirinya kalau dirinya itu cukup berharga. Karena itu pertemuannya dengan Fajar sama sekali tidak bisa disalahkan.

Myo tidak pernah menyangka kalau ajakan ibunya ke sebuah hypermarket bisa membuatnya mengenal pria se-good looking Fajar.
Pada waktu itu sebenarnya Myo merasa dirinya sangat berantakan. Dia sedang kesusahan mendorong troli yang disesaki oleh berbagai macam barang. Ibunya itu memasukkan hampir semua barang yang tertangkap oleh matanya.

Myo sebenarnya benci jalan-jalan di hypermarket itu. Sebotol Sprite bisa membuatnya menangis dan sekantong Happytos bisa membuatnya mual tiba-tiba.
Barang-barang itu dan segambreng barang lainnya dulu sering diminta oleh mantannya dan membuatnya hampir bangkrut. Well, mantannya itu memang hobi jajan dan entah kenapa alat pembayarannya selalu keluar dari dompet Myo.
Ok, enough with the flash back!

Ketika Myo sedang terjebak dilema dalam memilih apakah Susu Indomilk lebih baik dari Susu Ultra, ada seorang pria yang mengikuti gerak-geriknya dari tadi.
Saat Myo mengangkat tangan kanannya, pria itu juga mengangkat tangan kanannya juga. Lalu ketika Myo membolak-balik karton susu itu, si pria juga melakukan hal yang sama.
Awalnya Myo piker dirinya hanya berhalusinasi, tapi saat dia melirik cermin yang terpasang di sisi lemari pendingin, dia baru sadar kalau ada mahluk yang mengikutinya dari tadi.

Mahluk itu ganteng sekali. Hidungnya mancung dan alisnya tebal. Tatapan matanya seperti pisau yang mengiris-iris hati siapapun yang melihatnya. Pria itu berdiri di sana seperti mahluk dari alam lain. Dia terlalu syahdu, bahkan bayangannya di cermin bisa membuat sekujur tubuh menjadi kaku.

“Hai”

Myo menoleh. Mata pria itu tidak kosong. Jiwanya pun sepertinya benar-benar berada di sini. Myo mengalihkan pandangannya pada kupingnya, tidak ada earphone tergantung di situ.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, akhirnya Myo tersenyum.

“Hai”

Dan rasanya pada saat itu semesta pun ikut tersenyum bersamanya.

Pria itu bernama Fajar.
Dia banyak bicara tentang dirinya. Tingginya 175 cm dan beratnya kira-kira kurang dari 70 kg (Well, sebenarnya bukan Fajar yang mengatakan ini, fakta ini hanya dikira-kira sendiri oleh Myo).
Fajar bekerja di sebuah perusahaan properti. Dia lebih suka susu Indomilk daripada susu Ultra. Fajar suka olahraga dan pergi ke gym seminggu sekali. Selain itu dia juga bilang kalau dia suka senyum Myo.

Myo diam saja saat Fajar mengatakan itu. Padahal pada waktu itu, jantungnya langsung berakrobat hebat.

Ibu Myo sebenarnya melihat kejadian itu dari jauh. Dan beliau tidak sampai hati mengganggunya dan membuat senyum Myo lenyap. Jadi dia memilih untuk mengintip dari balik rak minuman softdrink.

(to be continued)

CERITA MYO (bag.5)



“Myo, kamu harus jatuh cinta lagi!” itu saran Fairy setengah memakasa pada suatu pagi.

Fairy benar. Myo harus jatuh cinta lagi. Hanya dengan jatuh cinta dia bisa kembali jadi orang normal. Tapi jatuh cinta pada siapa?
Sejak Fairy bilang begitu, pikiran Myo jadi melayang-layang. Matanya menelisik setiap sudut yang dilaluinya. Dia memperhatikan setiap pria yang lewat di depannya.
Tapi Myo tidak punya pemicu untuk jatuh cinta. Pria-pria itu terlihat sangat dingin. Mereka terlalu sibuk dan asik dengan dirinya sendiri. Mereka berjalan sangat cepat menuju tujuan masing-masing dengan earphone terpasang di kuping mereka. Mata mereka menatap, tapi jiwa mereka tidak ada di situ. Myo berusaha tersenyum pada mereka, tapi mereka diam saja.

Lalu bagaimana dia bisa jatuh cinta?
(to be continued)

CERITA MYO (bag. 4)


Myo sudah terlalu kacau. Di dalam hati, dia tidak rela juga mengacaukan dirinya sendiri. Lagipula semua orang sepertinya merasa terganggu dengan keadaannya yang labil. Karena itu dia memutuskan untuk bersikap normal. Dia berusaha menyibukkan dirinya sendiri. Begitu sibuk, hingga semua berjalan begitu cepat.

Myo tidak mau melihat jam. Dia ingin melupakan waktu. Myo memenuhi semua detik dalam harinya dengan bekerja, bekerja dan bekerja. Myo berangkat kerja setelah sholat Subuh dan sampai di kantor jam 6 pagi. Kantornya baru buka 2 jam kemudian, sehingga setiap hari Myo harus menunggu di depan lobby.

Dan ketika itu terjadi, Myo berusaha untuk tidak melamun. Dia mengeluarkan laptopnya dan mengerjakan semua tugasnya (yang memang selalu dibawanya pulang ke rumah). Dan ketika dia melakukan itu, dia tidak bisa diganggu oleh apapun.
Gara-gara itu pekerjaannya sudah selesai, tepat ketika kantornya dibuka.

Mestinya setelah itu Myo bisa santai karena semua pekerjaannya hari itu sudah selesai. Tapi Myo menolak bersantai dan menghindari resiko melamun. Dia memilih untuk mengerjakan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan besok. Dan pekerjaan besok lusa dibawanya ke rumah untuk dikerjakan sampai larut malam.

Dan begitu seterusnya dilakukan berulang-ulang seperti lagu yang membosankan.
Sampai suatu hari Myo sudah menyelesaikan semua pekerjaannya untuk satu bulan ke depan.

Mestinya, sih, Myo pingsan karena memaksakan dirinya bekerja terlalu keras. Tapi entah kenapa, Myo tidak pingsan. Begitu takutnya Myo melamun, sampai-sampai dia tidak mendengar kalau tubuhnya berteriak-teriak meminta istirahat.

Kini di mata Myo ada lingkaran hitam besar.

Aku sebal melihatnya. Rasanya aku ingin mengambil spidol dan menghubungkan matanya dengan garis hitam. Jadi dia terlihat seperti cewek berkacamata yang bodoh.
Dasar Myo bodoh!

Eh, oke, kembali ke Myo!

Atasan Myo bosan melihat Myo bekerja terus, jadi dia menyuruh Myo cuti sebulan. Dalam hati Myo berteriak agar bosnya tidak melakukan itu. Apa yang harus dia lakukan dalam satu bulan?
Tapi lalu dia memilih diam karena tiba-tiba muncul pemikiran kalau bosnya itu mungkin bosan melihat dirinya.

Akhirnya Myo kehilangan alasan untuk sibuk. (to be continued)

Jumat, 23 Mei 2008

CERITA MYO (bag.3)


Jadi jomblo tiba-tiba memang tidak enak.
Sudah 5 taun, Myo selalu punya alasan kenapa harus melirik HP nya setiap 5 detik sekali untuk mengecek apakah ada SMS masuk dari mantan kekasihnya atau tidak (karena HP nya di silent - lagi lagi dengan alasan agar tidak mengganggu orang lain) atau apakah sinyal HP nya full sehingga mantannya itu tidak perlu mengomel karena sulit menelponnya. Belibet....

Selain itu, selama lima tahun ini pula Myo menyingkirkan semua teman cowoknya dengan cara yang bodoh. Myo sengaja membuat teman-teman cowoknya ilfil padanya agar mantannya itu mendapat garansi kalau Myo adalah cewek yang 100% setia.

Benar-benar konsep kesetiaan yang bodoh. Dasar Myo bodoh!

Padahal waktu itu Myo banyak yang naksir. Sebagian besar dari mereka good looking. Tipe pria yang bisa membuat cewek manapun menoleh berkali-kali sampai tidak sadar menabrak cermin.

Tapi Myo merasa berdosa kalau bersikap terlalu ramah pada mereka. Dia merasa ada mahluk penjaga norma yang selalu berkeliaran di dekatnya. Mahluk itu siap mencatat apapun dilakukan Myo di atas buku kecilnya. Myo jadi parno sendiri.
Myo juga takut kalau cowok-cowok itu membuat mantannya itu cemburu. Karena itu Myo berusaha sesedikit mungkin berinteraksi dengan mereka. Dia berusaha jutek berat atau sombong gila.

Gara-gara itu Myo dibilang Miss Jutek dan Si Sombong. Well, menurutku wajar saja dia dibilang begitu. Masih untung dia enggak dibilang orang gila!
Dasar Myo bodoh!

Sekarang Myo tidak tahu kenapa dia harus punya HP. Kadang dia ingin memasukkan HP nya itu ke dalam gelas berisi air putih. Kadang dia juga ingin mencelupkan HP ke saus tomat. Ketika dia tidak memikirkan itu, dia memilih untuk mematikan HP nya. Dengan begitu, dia tidak perlu menebak-nebak ada SMS/telepon masuk atau tidak.

Gara-gara HP Myo mati, banyak hal yang terjadi.

Bos Myo ngomel-ngomel karena dia sulit menghubunginya. Teman-teman Myo menyangka Myo gantung diri karena terlalu khawatir. Sementara keluarganya sibuk berdoa bersama agar Myo baik-baik aja.

Sebenarnya mereka konyol melakukan itu.
Ketika mereka begitu, Myo sedang bengong melihat orang gila lewat di sebuah taman. Orang gila itu sedang diikuti anak-anak yang jahil. Mereka terus menerus mengejeknya. Myo heran kenapa mereka bisa seberani itu. Ketika Myo seumur mereka, Myo paling takut sama orang gila. Dia bisa tiba-tiba berteriak atau kabur ketika melihat orang yang ciri-cirinya seperti orang gila (pakaian berantakan, rambut awut-awutan). Bahkan dia pernah kabur melihat adiknya sendiri karena adiknya terlihat seperti orang gila (padahal waktu itu adiknya baru bangun tidur).


Myo tidak sadar kalau kini penampilannya terlihat beda tipis dengan orang gila itu. Kacau!
(to be continued)

Kamis, 22 Mei 2008

CERITA MYO (bag.2)


Myo memandang bayangannya sendiri di kaca. Setengah dari dirinya tidak yakin kalau dirinya mampu bertahan dari angin tornado sehebat ini.
Dia mencoba tersenyum, tapi senyum yang keluar malah terlihat seperti orang sakit gigi. Dia mencoba meloncat-loncat agar dirinya bisa semangat, tapi dia malah terjatuh dan terantuk lemari gara-gara tubuhnya terlalu melayang.

Semua orang berusaha membuat Myo untuk keluar kamar. Cewek itu sudah mengurung diri lebih dari satu minggu. Makan saja tidak, paling hebat minum air. Bahkan perutnya sampai kembung gara-gara terlalu banyak minum air. Myo kurus tapi perutnya kembung.

Myo senang berada di dalam kamar. Menurutnya kamar adalah satu-satunya tempat di mana dia bisa menjadi diri sendiri. Hanya di kamar, dia bisa mengaku kalau dia patah hati berat. Meskipun dia hanya berani mengatakannya pada cermin berlis hitam yang tergantung di kamarnya. Tapi dia sudah puas.

Sebenarnya percuma saja dia melakukan itu. Cermin itu tidak bisa mengomentari semua curhatannya. Cermin itu juga tidak bisa berteriak menyuruh Myo keluar kamar dan makan agar perutnya tidak sekembung itu.

Satu minggu lebih Myo tidak mau bertemu siapa-siapa, sampai akhirnya sahabatnya Fairy memaksa masuk ke kamarnya.

Ketika Fairy masuk, Myo berusaha bersikap biasa saja. Dia mencoba terlihat ceria dan menawarkan Fairy apa saja yang bisa dimakan di tempat itu. Meskipun sebenarnya hal ini percuma saja karena di kamar Myo hanya ada satu botol air minum berukuran besar.
Myo berusaha tertawa. Tapi tertawanya maksa sekali. Ketika dia tertawa, tanpa sadar air matanya mengalir sederas air hujan.

Fairy jadi ikut menangis melihat sahabatnya seperti itu. Tapi, dalam tangisnya Myo malah bertanya kenapa Fairy menangis tanpa sebab. Begitu sedihnya Myo, sampai dia tidak tahu kalau dirinya saat itu sedang menangis. Hal ini malah membuat Fairy menangis semakin menjadi-jadi.
Well, sejujurnya, bagiku mereka terlihat seperti dua orang bodoh ketika melakukan itu.

Akhirnya Myo mau juga keluar kamar, dan lebih jauh lagi keluar dari rumah.

Myo merasa asing pada sinar matahari. Rasanya dia merasa terekspos sedemikian hebat sehingga membuatnya tidak punya privasi. Sepertinya matahari selalu mengejeknya dan berteriak "Emang enak jomblo?!!"

Karena itu Myo memutuskan memakai kacamata hitam kemana-mana. Bahkan di saat malam tiba, dia masih tidak mau melepaskan kacamata itu. Dia merasa matahari masih mengintip dan kembali berseru "Emang enak jomblo?!!"(to be continued)

Rabu, 21 Mei 2008

CERITA MYO (bag.1)


CERITA MYO
(believe me, this is just a fiction)

Myo bingung setengah mati. Kekasihnya yang seharusnya melamarnya pada bulan Oktober, malah bilang putus di bulan yang sama. Myo enggak tahu harus berbuat apa. Setengah dari hatinya ingin menjerit histeris, setengah hatinya lagi ingin menangis.
Sebenarnya Myo tahu benar betapa brengsek kekasihnya itu. Kekasihnya itu selalu terlihat tersiksa ketika bersamanya. Entah kenapa dia begitu, padahal Myo selalu berusaha membuatnya senang. Myo tidak pernah berani membuatnya dalam keadaaan tidak bahagia satu detik pun. Cewek ini selalu menuruti apa yang kekasihnya itu minta. Dia juga selalu berusaha memajang senyum, meskipun hatinya meringis atau kesal menahan emosi.

Bagi Myo dia memang wajib melakukannya. Bagi Myo menunjukkan emosinya sendiri adalah dosa. Terlarang.

Sebenarnya Myo tidak sakit jiwa. Namun, dia memang selalu berada dalam kondisi “mengerti”. Mengerti perasaan orang lain, mengerti mengapa diri sendiri harus mengalah, mengerti mengapa orang lain posisinya adalah lebih penting daripada dirinya sendiri.

Itulah kenapa dia enggak protes ketika ayahnya berkata kalau kakaknya adalah anak cewek satu-satunya di keluarga pada calon besannya (dan melupakan fakta kalau diri Myo eksis). Myo juga bersikap biasa saja ketika dirinya terpaksa tidur di ruang tamu di saat saudaranya memutuskan tinggal di kamar miliknya selama satu bulan.

Jadi ketika tiba-tiba kekasihnya itu mengucapkan “putus” tiga kali berturut-turut tanpa henti di telepon, Myo bingung harus berbuat apa. Myo bingung harus marah atau menangis. Kalaupun dia marah, itu pasti akan sangat mengganggu perasaan kekasih, eh, mantan kekasihnya itu. Lagipula, tangisannya bisa saja membuat perasaan mantan kekasihnya itu jadi tidak enak.

Tapi yang Myo rasa, hatinya melesak sampai ke dalam. Tulang dadanya rontok satu demi satu dan hatinya seperti dihujam-hujam dengan pisau. Mestinya dia menangis keras, karena dia sudah terlalu banyak buat mantannya yang tidak tahu diri itu. Empat tahun Myo menunggu sang mantan pulang dari negeri seberang dengan setia. Dua tahun Myo membiayai kehidupan mantannya yang belakangan kehabisan uang karena sang mantan terlalu sering menyenangkan dirinya sendiri. Satu tahun Myo berkutat dengan dirinya sendiri karena bimbang apakah pantas bertanya “Apakah kamu mau melamarku?” pada mantannya itu. Namun semuanya itu dijawab mantannya dalam waktu kurang dari 1 menit. “Putus!”

Dan Myo pun bingung, dia harus bagaimana.
Kasihan Myo salah sendiri dia lahir dengan pribadi yang selalu berada dalam bayang-bayang. Mestinya dia tahu di mana posisinya. Mestinya dia lebih punya sikap dan berkata dengan lantang bahwa dirinya tak pantas diremehkan. Myo bukan cewek bodoh. Dia juga bukan cewek yang menyebalkan untuk dilihat. Myo mestinya tahu kalau dirinya itu cukup menarik. Dia seharusnya juga sadar bahwa mantannya tidak seganteng itu untuk berbuat sangat kurang ajar dan melecehkan. Mestinya Myo menyerang si mantan dengan jurus Rasengan milik Naruto dan semuanya kembali baik-baik saja.

Namun Myo itu ya, Myo…

Dan mantannya itu kini tetap bisa hidup tenang tanpa harus merasakan betapa sakitnya diserang oleh energi biru milik sang ninja. (to be continued)

Senin, 05 Mei 2008

Ya Allah....

Ya Allah...
Aku sangat menikmati berada di rengkuhanMU...
Aku sangat menikmati cinta yang ENGKAU tunjukkan padaku...

Cinta... cinta aku..
Menjadi seseorang yang menyadari kasih sayangMU...
In love with ur universe, God...