Selasa, 27 Mei 2008

CERITA MYO (bag. 4)


Myo sudah terlalu kacau. Di dalam hati, dia tidak rela juga mengacaukan dirinya sendiri. Lagipula semua orang sepertinya merasa terganggu dengan keadaannya yang labil. Karena itu dia memutuskan untuk bersikap normal. Dia berusaha menyibukkan dirinya sendiri. Begitu sibuk, hingga semua berjalan begitu cepat.

Myo tidak mau melihat jam. Dia ingin melupakan waktu. Myo memenuhi semua detik dalam harinya dengan bekerja, bekerja dan bekerja. Myo berangkat kerja setelah sholat Subuh dan sampai di kantor jam 6 pagi. Kantornya baru buka 2 jam kemudian, sehingga setiap hari Myo harus menunggu di depan lobby.

Dan ketika itu terjadi, Myo berusaha untuk tidak melamun. Dia mengeluarkan laptopnya dan mengerjakan semua tugasnya (yang memang selalu dibawanya pulang ke rumah). Dan ketika dia melakukan itu, dia tidak bisa diganggu oleh apapun.
Gara-gara itu pekerjaannya sudah selesai, tepat ketika kantornya dibuka.

Mestinya setelah itu Myo bisa santai karena semua pekerjaannya hari itu sudah selesai. Tapi Myo menolak bersantai dan menghindari resiko melamun. Dia memilih untuk mengerjakan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan besok. Dan pekerjaan besok lusa dibawanya ke rumah untuk dikerjakan sampai larut malam.

Dan begitu seterusnya dilakukan berulang-ulang seperti lagu yang membosankan.
Sampai suatu hari Myo sudah menyelesaikan semua pekerjaannya untuk satu bulan ke depan.

Mestinya, sih, Myo pingsan karena memaksakan dirinya bekerja terlalu keras. Tapi entah kenapa, Myo tidak pingsan. Begitu takutnya Myo melamun, sampai-sampai dia tidak mendengar kalau tubuhnya berteriak-teriak meminta istirahat.

Kini di mata Myo ada lingkaran hitam besar.

Aku sebal melihatnya. Rasanya aku ingin mengambil spidol dan menghubungkan matanya dengan garis hitam. Jadi dia terlihat seperti cewek berkacamata yang bodoh.
Dasar Myo bodoh!

Eh, oke, kembali ke Myo!

Atasan Myo bosan melihat Myo bekerja terus, jadi dia menyuruh Myo cuti sebulan. Dalam hati Myo berteriak agar bosnya tidak melakukan itu. Apa yang harus dia lakukan dalam satu bulan?
Tapi lalu dia memilih diam karena tiba-tiba muncul pemikiran kalau bosnya itu mungkin bosan melihat dirinya.

Akhirnya Myo kehilangan alasan untuk sibuk. (to be continued)

Tidak ada komentar: