Selasa, 27 Mei 2008

CERITA MYO (bag.6)


BAB 2
THE PLAYA


Myo dalam keadaan rapuh. Dan satu-satunya yang dia butuhkan adalah pujian. Seseorang yang bisa meyakinkan dirinya kalau dirinya itu cukup berharga. Karena itu pertemuannya dengan Fajar sama sekali tidak bisa disalahkan.

Myo tidak pernah menyangka kalau ajakan ibunya ke sebuah hypermarket bisa membuatnya mengenal pria se-good looking Fajar.
Pada waktu itu sebenarnya Myo merasa dirinya sangat berantakan. Dia sedang kesusahan mendorong troli yang disesaki oleh berbagai macam barang. Ibunya itu memasukkan hampir semua barang yang tertangkap oleh matanya.

Myo sebenarnya benci jalan-jalan di hypermarket itu. Sebotol Sprite bisa membuatnya menangis dan sekantong Happytos bisa membuatnya mual tiba-tiba.
Barang-barang itu dan segambreng barang lainnya dulu sering diminta oleh mantannya dan membuatnya hampir bangkrut. Well, mantannya itu memang hobi jajan dan entah kenapa alat pembayarannya selalu keluar dari dompet Myo.
Ok, enough with the flash back!

Ketika Myo sedang terjebak dilema dalam memilih apakah Susu Indomilk lebih baik dari Susu Ultra, ada seorang pria yang mengikuti gerak-geriknya dari tadi.
Saat Myo mengangkat tangan kanannya, pria itu juga mengangkat tangan kanannya juga. Lalu ketika Myo membolak-balik karton susu itu, si pria juga melakukan hal yang sama.
Awalnya Myo piker dirinya hanya berhalusinasi, tapi saat dia melirik cermin yang terpasang di sisi lemari pendingin, dia baru sadar kalau ada mahluk yang mengikutinya dari tadi.

Mahluk itu ganteng sekali. Hidungnya mancung dan alisnya tebal. Tatapan matanya seperti pisau yang mengiris-iris hati siapapun yang melihatnya. Pria itu berdiri di sana seperti mahluk dari alam lain. Dia terlalu syahdu, bahkan bayangannya di cermin bisa membuat sekujur tubuh menjadi kaku.

“Hai”

Myo menoleh. Mata pria itu tidak kosong. Jiwanya pun sepertinya benar-benar berada di sini. Myo mengalihkan pandangannya pada kupingnya, tidak ada earphone tergantung di situ.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, akhirnya Myo tersenyum.

“Hai”

Dan rasanya pada saat itu semesta pun ikut tersenyum bersamanya.

Pria itu bernama Fajar.
Dia banyak bicara tentang dirinya. Tingginya 175 cm dan beratnya kira-kira kurang dari 70 kg (Well, sebenarnya bukan Fajar yang mengatakan ini, fakta ini hanya dikira-kira sendiri oleh Myo).
Fajar bekerja di sebuah perusahaan properti. Dia lebih suka susu Indomilk daripada susu Ultra. Fajar suka olahraga dan pergi ke gym seminggu sekali. Selain itu dia juga bilang kalau dia suka senyum Myo.

Myo diam saja saat Fajar mengatakan itu. Padahal pada waktu itu, jantungnya langsung berakrobat hebat.

Ibu Myo sebenarnya melihat kejadian itu dari jauh. Dan beliau tidak sampai hati mengganggunya dan membuat senyum Myo lenyap. Jadi dia memilih untuk mengintip dari balik rak minuman softdrink.

(to be continued)

Tidak ada komentar: